Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi Komunikasi Dalam Mengelola Bisnis

 Kepoen.com-Strategi Komunikasi Dalam Mengelola Bisnis-Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan, Strategi komunikasi harus didukung oleh teori karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman (empiris) yang sudah di uji kebenarannya. Saat ini kita menduduki zaman yang menjadikan media komunikasi sebagai strategi bisnis.

Ketika dunia telah menduduki abad ke-21, dunia bisnis banyak sekali menghadapimasalah yang semakin kompleks, bukan hanya ruang bisnisnya yang semakin bervariasi, tetapi juga karena skala bisnis yang sudah menjadi sangat luas. 

Para ahli mengatakan bisnis telah menjadi masalah global. Mengapa demikian? Karena semakin berkembangnya kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, sehingga merangsang terciptanya sistem dan proses produksi yang efisien.



Kemajuan di bidang transformasi informasi (komunikasi) juga berlangsung sangat pesat,sehingga informasi tentang sesuatu dapat disampaikan tana tergantung pada jarak geografis. Selain itu, kemajuan di bidang komunikasi (media massa) juga telah mempengaruhi pola-pola bisnis antar manusia.

Fenomena inilah yang mengharuskan kita menyadari betapa pentingnya memehami gejala bisnis. Jika kita melihat bisnis dan komunikasi sebagai suatu proses sosial, kita akan menyimpulkan bahwa komunikasi adalah bisnis, dan sebaliknya bisnis adalah komunikasi. Artinya, antara komunikasi dan bisnis merupakan ssuatu yang terintegrasi, yang sangat erat hubungannya dan tidak dapat di pisah-pisahkan.[1]


Selain teknologi , maka komunikasi merupakan sesuatu yang berkembang terus menerus dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak orang yang berpikir apa sih pentingnya komunikasi ? Apa iya komunikasi itu dapat berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis organisasi atau perusahaan? Banyak sekali orang yang hanya memandang sebelah mata tentang pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis. 

Sekarang kita teliti kembali bahwasanya  setiap organisasi atau perusahaan bahkan pedagang biasa, mereka semua memiliki ciri khas tersendiri dalam menarik perhatian pelanggan dan semua ini membutuhkan komunikasi apalagi di zaman sekarang ini yang semua serba cepat, setiap orang selalu ingin yang praktis bahkan dari jalan jual beli atau pemasaran ingin serba instant.

 Dari jalan ini saja sudah mengingatkan mereka betapa butuhnya dengan media komunikasi Dan semua ini bukan hal yang sembarangan, ini semua sangat membutuhkan kerja media komunikasi dalam menunjang pemasaran dan harus memiliki strategi agar apa yang di rencanakan dapat berjalan sesuai apa yang di inginkan. 

Strategi komunikasi yang baik memungkinkan anda menjalankan control yang lebih baik atas pekerjaan dan dengan cepat dapat mengidentifikasikan sebuah masalah sehingga tidak terjadi “bottle neck”. Dengan kata lain semua organisasi memerlukan strategi komunikasi yang dinamis. Bahkan banyak yang menginvestasikan triliunan setiap tahun untuk sebuah iklan dan media komunikasi untuk mencapai suatu target/tujuan dari bisnis atau perusahaan.


Komunikasi Sebagai Strategi Bisnis

Pentingnya memahami gejala bisnis tidak dapat dipandang enteng karena kemajuan di bidang transformasi informasi (komunikasi) dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara kita menyampaikan informasi tanpa tergantung pada jarak geografis. Perkembangan ini juga telah mempengaruhi pola bisnis antar manusia.

Bisnis dan komunikasi memiliki keterkaitan yang erat dan saling terintegrasi. Komunikasi adalah bisnis dan sebaliknya, karena dalam proses sosial komunikasi, pesan disampaikan dan diterima dengan tujuan mencapai kesamaan pemahaman antara pihak yang terlibat. Komunikasi dapat berbentuk beragam, seperti bahasa, tulisan, gerakan, dan lainnya. Namun, keefektifan komunikasi tergantung pada kemampuan untuk menyampaikan pesan secara tepat sehingga pesan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh penerima pesan.

Dalam dunia pemasaran, terdapat dua aspek yang harus diperhatikan, yaitu aspek sosial dan manajerial. Aspek sosial pemasaran mencakup aturan-aturan pemasaran yang berlaku dalam masyarakat dan berkontribusi dalam memberikan standar hidup yang lebih tinggi. Sementara itu, aspek manajerial pemasaran membahas tentang seni menjual produk.

Dalam era saat ini, pemasaran memiliki peran penting dalam dunia bisnis baik itu bisnis online maupun offline. Strategi pemasaran yang baik akan memberikan gambaran dan ide-ide cemerlang dalam mengelola bisnis. Pemasaran sosial berfokus pada proses sosial di mana individu atau kelompok mengungkapkan keinginan dan kebutuhan mereka melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk dan jasa dengan orang lain.

Komunikasi dan bisnis dalam situs pemasaran adalah dua komponen yang saling terkait dan berperan penting dalam kemajuan pemasaran. Kemunculan situs-situs online, akun media sosial, dan toko online telah menjadi bagian integral dari bisnis modern. Perkembangan ilmu dan teknologi telah memungkinkan adanya beragam platform komunikasi yang memfasilitasi interaksi antara pelanggan dan bisnis.

Kesimpulannya, paham dan menerapkan strategi komunikasi yang baik dalam pemasaran merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Komunikasi yang efektif akan membantu mencapai kesepahaman dengan pelanggan dan membantu mengatasi masalah yang mungkin muncul selama proses bisnis. Seiring dengan kemajuan teknologi, bisnis dan komunikasi telah menjadi dua hal yang tak terpisahkan dan saling mempengaruhi dalam dunia pemasaran modern.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola strategi pemasaran secara signifikan. Sebelum era internet, pemasaran dilakukan secara manual dan terbatas, dikenal sebagai pemasaran offline. Namun, dengan kemunculan internet, strategi pemasaran menjadi lebih masif dan luas, dikenal sebagai pemasaran online. Saat ini, banyak perusahaan menggunakan salah satu atau kedua strategi pemasaran ini untuk mempromosikan produk mereka.

Namun, pertanyaannya adalah, manakah di antara kedua strategi tersebut yang lebih baik dan efektif dalam memastikan produk diterima dan dibeli oleh masyarakat? Dalam artikel ini, kami akan menganalisis singkat kedua metode pemasaran tersebut untuk mencari jawabannya.

Perbedaan Pemasaran Offline dengan Pemasaran Online

Bentuk Pemasaran

Pemasaran Offline

Pemasaran Online

1.       Membutuhkan kehadiran fisik dari seseorang yang berperan sebagai sales dari produsen sebuah produk atau media fisik untuk publikasi;2.       Sales mempresentasikan atau menawarkan secara langsung produk yang dijual kepada calon konsumen;

3.       Perlu melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menawar produk.

1.       Kehadiran fisik sales tidak diperlukan;2.       Calon pelanggan mendatangi produsen secara tidak langsung melalui situs web produsen atau situs lainnya yang berhubungan;

3.       Produsen atau sales representative tidak perlu melakukan perjalanan

Kelebihan

Pemasaran Offline

Pemasaran Online

1.       Branding produk kuat, karena dipresentasikan secara langsung oleh sales2.       Produk dapat dilihat dan disentuh oleh calon customer

3.       Faktor kepercayaan tinggi karena produk dan transaksi jual beli dilakukan secara langsung

1.       Biaya yang dikeluarkan lebih rendah2.       Layanan dapat dilakukan secara 24 jam

3.       Tidak ada batasan jangkauan geografis

4.       Flexibel

Kekurangan

Pemasaran Offline

Pemasaran Online

1.       Biaya yang dikeluarkan sangat mahal2.       Jangkauan area penjualan terbatas

3.       Monitoring penjualan dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang banyak

1.       Branding produk belum tentu kuat karena produk tidak dipresentasikan secara menyeluruh2.       Tidak bisa melakukan demo fisik

 

Analisis Perbedaan

Anda benar, tabel di atas menggambarkan perbedaan mendasar antara pemasaran offline dan pemasaran online, yaitu media yang digunakan dalam proses pemasaran. Pemasaran offline menggunakan media fisik yang nyata, seperti brosur, spanduk, majalah, dan iklan di media cetak atau televisi. Sedangkan pemasaran online mengandalkan media di dunia maya, seperti situs web, media sosial, email, dan platform digital lainnya.

Pemasaran offline memiliki keunggulan dalam menciptakan branding produk dan perusahaan. Penggunaan media fisik yang nyata dapat memberikan kesan yang lebih langsung dan mempengaruhi indra pengguna dengan cara yang berbeda. 

Namun, untuk melakukan pemasaran offline yang efektif, memerlukan anggaran pemasaran yang lebih besar karena beragam kanal pemasaran yang harus dipilih untuk mencapai target audiens yang luas.

Di sisi lain, pemasaran online cenderung lebih hemat dana karena biaya pembuatan dan pengelolaan situs web serta media sosial cenderung lebih terjangkau daripada biaya produksi media fisik. Pemasaran online juga memungkinkan pengguna untuk mencapai target audiens secara global dengan lebih mudah.

Namun, pemasaran online juga memiliki keterbatasan, terutama dalam hal branding. Meskipun situs web dan media online dapat memberikan informasi tentang produk dan perusahaan, tetapi tidak menyediakan interaksi langsung antara penjual dan calon pelanggan.

Karena itu, dalam pemasaran online, perusahaan harus lebih berfokus pada konten yang relevan dan menarik, serta menyediakan kanal komunikasi yang efisien untuk merespons pertanyaan atau kebutuhan pelanggan secara cepat. 

Meskipun tidak ada interaksi langsung, pemasaran online bisa mengandalkan data dan analisis untuk mengenali perilaku konsumen, memahami preferensi, dan meningkatkan keterlibatan pelanggan.

 Dalam memilih metode pemasaran, perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan dan anggaran mereka, serta audiens target yang ingin mereka capai. Kombinasi dari pemasaran offline dan online dalam strategi yang terintegrasi dapat membantu mencapai kesuksesan yang lebih baik dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek perusahaan.

 

     

   



[1]  Ibid,hal.12.

[2]  Andri Feriyanto, Komunikasi Bisnis,(Mediatera: Kebumen, 2015), hal.13.

[3]  Philip Kotler, Marketing Management,(Erlangga,Jakarta Timur: 2003), hal.8.

-
-