Tanah Arab Menghijau, Apakah Kiamat Sudah Dekat?
Kepoen.comp-Tanah Arab
Menghijau, Apakah Kiamat Sudah Dekat?-"Tapi apakah menghijaunya
sebagian daerah di Arab Saudi itu termasuk ciri kecil yang dikatakan oleh nabi?
Itu kapan kiamat? Kata nabi, jadi jawaban untuk pertanyaan 'Kapan kiamat?'
Nah, begitu juga tentang kiamat
yang akan jadi obrolan gua kali ini. Nggak usah nunggu kiamat udah mau datang
atau udah dekat baru kita semangat untuk taat dan ibadah. Karena kalau lu
nunggu tahu tentang dekatnya waktu kiamat baru lu semangat beribadah,
jangan-jangan lu beribadah bukan karena sang pemilik waktu, tapi karena
waktunya udah mau habis aja, dan tentunya itu berbeda.
Ibadah itu semurni-murninya,
setulus-tulusnya hanya untuk Tuhan, sebagaimana sering kita baca dalam salat
kita, 'Inna sholati wanusuki, semua ibadahku, bahkan hidupku dan matiku,
hanya untuk Allah'. Kalau ada untuk yang selainnya, maka itu berpotensi ada
kesyirikan di dalam iman atau ibadah kita.
Makanya kita diajarkan dalam
spiritualitas Islam itu, sebisa mungkin ibadah, bahkan bukan karena ingin surga
atau takut neraka, tetapi sebagai bentuk syukur kepada Tuhan, sebagaimana
ibadahnya Nabi Muhammad yang ditanyakan oleh Sayyidah Aisyah, 'Kenapa engkau
masih menambah ibadahmu dengan ibadah-ibadah Sunah?'
Kemudian kata nabi, 'Aku ingin
menjadi Abdan syakura, hamba yang bersyukur', meskipun ya ibadah pengen
surga, takut neraka itu sah-sah aja, karena memang Itulah salah satu fungsi
ibadah yang dijelaskan oleh Al-Qur’an.
Bahkan lu sholawatan karena ingin
syafaat Nabi Muhammad, atau bahkan mengamalkan shalawat-shalawat tertentu untuk
hal-hal yang sifatnya duniawi, selama hal-hal yang sifatnya duniawi itu bukan
sesuatu yang sifatnya Haram atau maksiat, maka itu sah-sah saja.
Itu seperti layer-layer dalam ibadah, yang paling dasar sholawatan pengen sehat, tapi yang lebih atasnya karena kecintaan kepada Nabi Muhammad, dan paling atasnya karena itu perintah dari Allah, yang Allah juga melakukannya sebelum memerintahkan kepada kita, sebagaimana yang disampaikan dalam Al-Qur’an, 'Allah dan para malaikatnya bershalawat', maka ayo, wahai manusia, bersholawatlah
ketika lu beribadah karena waktu, bukan karena sang pemilik waktu, maka kualitas ibadah lo itu menjadi sangat rendah, seperti lu belajar karena besok mau ujian, dengan belajar karena memang lu merasa tugas lu sebagai pelajar adalah belajar, maka itu berbeda, minimal bedanya gini, ketika lu belajar karena besok ujian, ketika besok ujian, lu gak akan maksimal karena lo hanya modal hafalan, bukan pemahaman, dan biasanya setelah ujian, lu lupa kepada semua hafalan yang lu hafalkan sehari sebelum ujian, karena memang niat dan lakulu dalam belajar semalam sebelum ujian itu untuk ujian, bukan untuk ilmu
sama ketika lu ibadah karena tahu
Kiamat Sudah Dekat, beda dengan lu ibadah karena tahu bahwa lu diciptakan untuk
beribadah, sehingga ibadah lo menjadi berkualitas. Kalau karena sang pemilik
waktu, bukan karena waktu, yaitu... Lagian, ya, kita bisa jadi tidak mendapati
kiamat kubro atau kiamat besar, yaitu hari kiamat ketika segala sesuatu itu
dihancurkan, tapi setiap kita pasti mendapati kiamat sugro atau kiamat kecil.
Apa itu? Kematian kita. Jadi nggak usah berpikir, 'Wah, kita bakal dapat kiamat
apa nggak ya?' Kiamat kapan ya? Nggak usah berpikir gitu, karena setiap kita
pasti dapetin kiamatnya sendiri kok, yaitu kematian kita. Itu adalah kiamat.
Jadi seperti kata para ulama,
tobat itu berakhir waktunya ketika kiamat telah mendatangi seorang manusia,
bukan hanya kiamat besar kata para ulama, tapi kiamat kecil, ketika nyawa kita
udah di kerongkongan, maka kita nggak bisa bertobat. Begitu juga ketika hari
kiamat sudah datang, kita juga nggak bisa bertaubat, karena waktunya udah
habis, game over.
Nah, maka tugas kita itu bukan
bertanya-tanya tentang kapan kiamat, karena kiamat itu pasti datang kepada
kita, meskipun bukan yang besar, tapi yang kecil. Sehingga ketika nabi ditanya
oleh seorang sahabatnya dalam riwayat Imam Anas bin Malik, "Kapan
kiamat?" kata nabi, bukan menjawab, "Waktu kiamat itu kapan,"
tapi kata nabi, "Apa yang kau persiapkan jika Kiamat Sudah tiba?"
Nah, ini pelajaran pertamanya, kata nabi, jangan tanya kapan kiamat
datang, karena pertama, waktu-waktu yang telah digaibkan dirahasiakan oleh
Allah dan hanya menjadi hak prerogratif Allah untuk mengetahui dan
menentukannya.
Jangan kita tanyakan, termasuk
kapan kiamat, itu adalah hak prerogratif Allah. Jangan kita ngurusin urusannya
Allah kurang ajar artinya sama Allah. Maka pelajaran pertamanya, nggak usah
nanya kapan gua mati, kapan kiamat, kapan gua nikah, kapan gua kaya, itu semua
hak prerogratif Allah.
Kalau kita menghabiskan waktu
untuk itu, artinya kita menghabiskan waktu untuk sesuatu yang bukan hanya
sia-sia, karena kita nggak akan pernah tahu itu rahasia Allah, tapi mencintai
iman kita karena Allah melarang bagi kita untuk menggali-gali apa yang telah
ditetapkan oleh Allah sebagai rahasianya.
Kemudian yang kedua dari
sabda itu, diberikan pelajaran oleh Nabi, jangan sibuk untuk mencari tahu kapan
kiamat, tapi sibuklah mempersiapkan diri ketika kiamat itu datang. Makanya udah
lu fokus aja, kalau kiamat datang, apa persiapan gua? Dan bayangkan seolah-olah
Jumat ini kiamat, agar kualitas ibadah lo menjadi tinggi, karena kata Sayyidina
Ali, ketika lu beribadah, bayangkanlah seolah-olah besok lu akan mati. Bayangin
tuh, kalau lu yakin besok akan mati, pasti hari ini lu akan memaksimalkan waktu
lu untuk ibadah yang sangat berkualitas.
Jadi, bayangin aja, setiap Jumat
itu seolah-olah itu kiamat, agar ibadah lo berkualitas, dan bahkan waktu lu
berkualitas, sehingga nggak akan sia-siain waktu lu untuk sesuatu yang sia-sia,
karena menurut lu dikit lagi udah kiamat.
Selanjutnya, dalam sabda
tersebut, ketika Nabi bertanya, "Apa persiapan lu kalau kiamat
datang?" maka orang itu menjawab, "Ibadah gua biasa aja, nabi.
Shalatnya biasa, zakatnya biasa, puasanya biasa." Tapi kata orang ini,
"Aku mencintaimu, wahai nabi." Kemudian kata nabi, "seorang
pecinta, kelak di akhirat akan dikumpulkan dengan yang dicintainya."
Pelajaran Ketiga
Nah, ini pelajaran ketiganya,
jangan nanya kapan kiamat, tapi siapkan diri untuk kiamat dengan memupuk cinta
kepada Nabi Muhammad. Jadi, jawaban untuk pertanyaan "Kapan kiamat?"
adalah, cintailah Nabi Muhammad, karena dengan cinta kepada Nabi Muhammad, maka
kita akan mendapatkan syafaatnya Nabi Muhammad. Dimana syafaat Nabi Muhammad
itu pertolongan terakhir yang bisa kita dapatkan untuk menyelamatkan diri kita
kelak di akhirat dari api neraka.
Gua sih gak yakin, gua tuh bisa
masuk surga karena amalan gua subuh jam setengah enam tuh nggak meyakinkan
untuk dibanggakan sebagai tiket untuk masuk surga. Karena tiket masuk surga itu
karena rahmat Allah, bukan utamanya karena amal kita. Jadi, amal kita itu
dibuat untuk mengetuk pintu rahmat Allah, dan gimana mau nutup pintu rahmat
Allah? Puasa masih marah-marah, zakat masih di story Instagram, pikirannya
masih traveling kemana-mana, haji masih foto-foto, kemudian di-share di media
sosial. Nyerempetnya, maka pintu kita untuk masuk surga yang bisa kita andalkan
adalah syafaat atau belas kasih dari Nabi Muhammad, sebagaimana diriwayatkan
oleh hadis dari Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Nanti kelak di akhirat, semua
orang itu sibuk sendiri-sendiri, termasuk semua nabi, kecuali Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad justru berkata, "Umatku, umatku, umatku." Sehingga
dalam riwayat tersebut dijelaskan, semua umat pergi ke nabinya, tapi nabinya
bilang, "Gua nggak bisa nolongin lu. Sekarang pergi ke Nabi
Muhammad." Dan semua nabi, bersama para umatnya, pergi ke Nabi Muhammad
untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad. Dan Nabi Muhammad mengatakan, "Umatku,
umatku, umatku." Karena itu, ketika kita di dunia, yang harus ada di
pikiran dan hati kita, termasuk lisan kita, "Nabiku, Nabiku, nabiku."
Agar kelak di akhirat, kita
kedetek tuh sama Radar syafaatnya Nabi Muhammad. "Oh, ini umatku, karena
ketika di dunia, dia mencari aku, dan ketika di akhirat, aku
menemukannya." Dan syafaat Nabi Muhammad itu juga yang dalam riwayat Imam
Ahmad, bahkan bisa mengeluarkan kita yang udah masuk neraka, bukan hanya ketika
dihisap dihitung syafaat Nabi Muhammad menyelamatkan kita dari api neraka, tapi
sebagian yang tidak terselamatkan dan masuk ke neraka jahanam, nabi menariknya
kembali dengan bersujud kepada Allah, "Ya Allah, tolong umatku yang di
neraka jahanam itu." Dan kemudian mereka dikeluarkan karena syafaat dari Nabi
Muhammad.
Orang-orang yang amal buruknya
ini lebih banyak dari amal baiknya, dan dia punya amal-amal maksiat yang
menyebabkan dia masuk neraka jahanam, itu bisa dikeluarkan kembali. Nah, karena
itu intinya adalah siapkan diri kita untuk hari kiamat. Jangan tanya kapan hari
kiamat, makanya dalam riwayat lain, nabi katakan, "Seandainya besok kiamat
dan ada bibit tanaman di tanganmu, maka tanamlah. Artinya, tugas kita kapanpun
kiamat datang, walaupun satu detik kemudian, adalah mempersiapkan diri dengan
memberikan kebaikan. Berikan semua kebaikan yang bisa kita lakukan, bukan hanya
kebaikan yang sifatnya ritual kepada Allah, seperti salat, tetapi juga kebaikan
yang sifatnya horizontal kepada sesama manusia, dalam muamalah dengan
menyenangkan manusia lain dan berbuat baik kepada makhluk lain.
Sebagaimana kata Nabi dalam
riwayat tersebut, jika kalian punya bibit tanaman-tanaman, lakukan kebaikan
kepada hewan, kepada tumbuhan, kepada semesta, sebagai bentuk persiapan kita
menuju hari kiamat. Karena itulah gua mikir, di antara hikmah disembunyikannya
waktu datangnya hari kiamat itu, agar kita beribadah kepada sang pemilik waktu,
bukan beribadah karena waktu.
Sebab sekarang seringkali kita
beribadah itu karena waktu. Ashar udah mau habis, yuk salat Ashar karena udah
tua, dan waktu hidupnya udah mau habis, yuk tobat. Semuanya diukur karena
waktu, bukan karena sang pemilik waktu. Kita pribadi ini gua bikin obrolan ini,
karena sekarang lagi viral, sebagian daerah di Arab Saudi itu tiba-tiba
menghijau, dan kemudian di-branding, "Oh, berarti kiamat udah
dekat."
Jazirah Arab tiba-tiba
menghijau
Namun, dalam salah satu riwayat dari
Imam Abu Hurairah, Nabi mengatakan di antara ciri-ciri kecil bahwa kiamat sudah
dekat itu adalah Jazirah Arab tiba-tiba menghijau. Dan di riwayat tersebut,
Nabi juga menjelaskan ciri-ciri kecil lainnya, bukan hanya satu itu.
Di antaranya, uang udah mulai
nggak berarti, tapi apakah itu menandakan kiamat udah dekat? Iya, dalam
pengertian ciri-ciri kecilnya. Bahkan Nabi katakan, ketika Nabi diutus itu
kiamat udah dekat kok, tapi kan Nabi diutus 14 abad yang lalu. 14 abad dalam
paradigma waktu yang kita miliki, tapi dalam paradigma waktu di akhirat, 14
abad itu hanya beberapa detik waktu aja.
Jadi, jangan merasa pendek sejak
14 abad yang lalu kali, ngapain lu baru sekarang? Banyaknya anak yang durhaka
secara berlebihan kepada orang tua, sebagai salah satu ciri kecil dari kiamat,
kata Nabi. Sekarang mah bukan cuma itu, orang tua durhaka kepada anak dengan
cara yang berlebihan dan mengerikan, yang viral kemarin. Jadi, ciri-ciri
kecilnya udah banyak.
Namun, apakah menghijaunya
sebagian daerah di Arab Saudi itu termasuk ciri kecil yang dikatakan oleh Nabi?
Nah, itu nggak. Malah yang itu nggak, tuh. Sebab gini, gua pernah dengar
seluruh Arab Saudi, bahkan sebagian negara-negara Arab itu tiba-tiba menghijau
secara tidak wajar. Sedangkan yang terjadi sekarang, itu Jazirah Arab
menghijaunya sebagian aja dan wajar, karena sejak Desember 2022 kemarin, curah
hujan di Arab Saudi meningkat drastis.
Jadi, tanda kiamat yang Jazirah
Arab menghijau itu bukan hukum alam atau sunnatullah, tapi itu bersifat
tiba-tiba karena Allah yang menghendaki sebagai pertanda bahwa kiamat udah
dekat. Kalau Arab Saudi menghijau, mah di sebagian daerah, tiba-tiba menghijau,
itu mah bukan pertanda kiamat udah sering. Karena itulah, gua akhirnya
berpikir, kenapa sih lu tuh kayak terus-terusan berpikir atau bahkan ingin
kiamat sudah dekat?
Jangan-jangan ada masalah pada
diri kita, yaitu secara tidak sadar kita telah menjadi generasi yang pesimis,
bukan optimis. Padahal, seorang Muslim seharusnya menjadi generasi yang
optimis, bukan pesimis. Makanya, kata Nabi, walaupun kiamat besok, kalian
sekarang harus optimis untuk bisa menjadi umat yang terbaik. Atau pribadi, ya
mikirnya itu kapan kiamat. Kita mikirnya seolah-olah ingin cepat kiamat.
Termasuk tokoh-tokoh agama yang
terus menggembar-gemborkan seolah-olah kiamat udah dekat, menakut-nakuti
umatnya dengan kiamat sudah dekat. Islam tidak ingin tegak karena ketakutan
akan kiamat, melainkan karena kecintaan kepada Nabi Muhammad dan Allah. Allah
dan Nabi tidak ingin kita beribadah karena takut kiamat, utamanya, tapi karena
cinta nabinya dan cinta Tuhannya. Karena ibadah lantaran takut itu ibadah yang
levelnya rendah.
Tanda-tanda yang besar,
tanda-tanda yang besar itu matahari terbit dari barat, dan berbagai tanda-tanda
besar tentang kiamat lainnya, di mana kosmologi atau semesta sudah benar-benar
aneh, tidak seperti hukum alam atau sunnatullah yang kita ketahui dan pelajari
selama ini. Dan yang paling besar, ya matahari terbit dari barat. Yang lainnya,
turunnya Nabi Isa, turunnya Dajjal, hadirnya Yakjuj dan Makjuj. Dan itu gak
ada, mas.
Tanda-tanda kecilnya pun masih
beberapa aja, itupun yang sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki. Jadi, gua
pikir, daripada terus-terusan berpikir kapan kiamat, lebih baik kita fokus
mempersiapkan diri dengan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya. Mengisi waktu
dengan ibadah yang berkualitas, dengan cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad.
Karena kita tidak tahu kapan kiamat datang kepada kita, tapi yang pasti, kita
akan menghadapinya.
Diambil dalam dakwah Habib Husein
Ja’far