Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemudik Perlu Tahu, Keadaan Seorang Musafir Lebih Baik Tidak Berpuasa

 

Kepoen.com-Pemudik Perlu Tahu, Keadaan Seorang Musafir Lebih Baik Tidak Berpuasa-Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga maghrib. Namun, bagi seorang musafir, berpuasa selama perjalanan dapat menjadi sulit dan berbahaya bagi kesehatan. Berikut adalah 6 keadaan di mana seorang musafir lebih baik tidak berpuasa, seperti yang dirangkum oleh Yusuf al-Qardhawi dalam Fiqh as-Shiyam-nya:

  1. Kondisi Kesehatan yang Buruk
    Jika seorang musafir memiliki kondisi kesehatan yang buruk, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung, maka berpuasa selama perjalanan dapat membahayakan kesehatannya. Dalam hal ini, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.

  2. Perjalanan yang Panjang
    Jika perjalanan yang dilakukan oleh seorang musafir sangat panjang, seperti perjalanan udara atau laut yang memakan waktu berjam-jam, maka berpuasa dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan. Dalam hal ini, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.

  3. Perjalanan yang Membahayakan
    Jika perjalanan yang dilakukan oleh seorang musafir sangat membahayakan, seperti perjalanan melalui daerah konflik atau daerah yang rawan bencana alam, maka berpuasa dapat mengganggu kewaspadaannya dan membuatnya lebih rentan terhadap bahaya. Dalam hal ini, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.




  4. Perjalanan yang Membutuhkan Konsentrasi Tinggi
    Jika perjalanan yang dilakukan oleh seorang musafir membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti perjalanan bisnis atau perjalanan studi, maka berpuasa dapat mengganggu konsentrasinya dan membuatnya sulit untuk fokus pada tugasnya. Dalam hal ini, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.

  5. Perjalanan yang Membutuhkan Energi Tinggi
    Jika perjalanan yang dilakukan oleh seorang musafir membutuhkan energi tinggi, seperti perjalanan pendakian gunung atau perjalanan ke tempat yang sulit dijangkau, maka berpuasa dapat membuatnya kekurangan energi dan sulit untuk menyelesaikan perjalanan. Dalam hal ini, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.

  6. Perjalanan yang Membutuhkan Penyesuaian Waktu
    Jika perjalanan yang dilakukan oleh seorang musafir membutuhkan penyesuaian waktu yang signifikan, seperti perjalanan ke negara dengan perbedaan waktu yang besar, maka berpuasa dapat membuatnya sulit untuk menyesuaikan diri dengan perbedaan waktu dan membuatnya lebih rentan terhadap jet lag. Dalam hal ini, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.

Dalam Islam, berpuasa adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang sehat dan mampu. Namun, dalam situasi tertentu, seperti saat melakukan perjalanan, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa untuk menjaga kesehatannya dan keselamatannya. Oleh karena itu, seorang musafir harus mempertimbangkan kondisinya dan keadaan sekitarnya sebelum memutuskan untuk berpuasa selama perjalanan.

 

Q: Apa saja keadaan seorang musafir yang lebih baik tidak berpuasa menurut Yusuf al-Qardhawi?

Berikut adalah keadaan seorang musafir yang lebih baik tidak berpuasa menurut Yusuf al-Qardhawi dalam Fiqh as-Shiyam-nya:

  1. Kondisi kesehatan yang buruk
  2. Perjalanan yang panjang
  3. Perjalanan yang membahayakan
  4. Perjalanan yang membutuhkan konsentrasi tinggi
  5. Perjalanan yang membutuhkan energi tinggi
  6. Perjalanan yang membutuhkan penyesuaian waktu

Dalam Islam, berpuasa adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang sehat dan mampu. Namun, dalam situasi tertentu, seperti saat melakukan perjalanan, seorang musafir lebih baik tidak berpuasa untuk menjaga kesehatannya dan keselamatannya. Oleh karena itu, seorang musafir harus mempertimbangkan kondisinya dan keadaan sekitarnya sebelum memutuskan untuk berpuasa selama perjalanan.

 

Fidyah puasa

Fidyah adalah pembayaran yang dilakukan dalam Islam ketika seseorang tidak dapat berpuasa selama Ramadan karena kondisi medis atau alasan lainnya. Fidyah dapat berupa makanan atau uang, dan digunakan untuk memberi makan orang-orang yang membutuhkan. Fidyah dibayar ketika seseorang tidak dapat berpuasa selama Ramadan karena kondisi medis atau alasan lainnya dan tidak dapat menggantinya di kemudian hari.

Fidyah juga dibayar oleh orang yang tidak mampu berpuasa karena usia tua atau kondisi kesehatan yang buruk. Fidyah harus dibayar untuk setiap hari puasa yang tidak dilakukan selama Ramadan. Jumlah fidyah yang harus dibayar adalah sebesar harga makanan yang cukup untuk memberi makan satu orang selama satu hari. Beberapa organisasi memiliki opsi fidyah online. Dalam Islam, fidyah adalah bentuk sadaqah yang wajib dan dapat membantu orang-orang yang membutuhkan makanan.

-
-